Wednesday, December 19, 2018

Tanteku , Sange Sekali


Tanteku namanya Yuni, dia ini seorang “Single parent” dengan tiga orang anak; dua perempuan dan satu laki-laki. Suaminya sudah meninggal karena kecelakaan mobil. Suaminya ini memang seorang pembalap lokal yang tidak terkenal namanya. Dengan tiga orang anak dan umurnya yang sudah 37 tahun, tanteku ini masih saja kelihatan seksi. Tubuhnya terawat, karena dengan kondisi keuangannya yang mapan, tanteku secara teratur senam. Hasilnya, walaupun dengan tiga orang anak,
tubuhnya tetap terawat dengan baik. Pantatnya besar dengan pinggul yang juga besar tapi pahanya selain putih dan mulus juga singset tanpa ada tumpukan lemak sedikitpun. Payudaranya lumayan besar, entah kira-kira berapa ukurannya akupun tidak tahu tapi yang jelas masih sekal tidak kendor layaknya seorang Ibu yang sudah melahirkan tiga orang anak.

Kejadiannya berawal pada saat yang tidak diduga sama sekali. Saat itu di rumah sedang tidak ada orang hanya ada tanteku yang sedang asyik memasak untuk hidangan makan siang, kebetulan hari itu jadwal mengajar tanteku hanya satu mata kuliah saja. Sepulang sekolah, aku menemukan tanteku didapur sedang asyik memasak. Dengan langkah gontai karena kecapekan, aku langsung menghampiri meja makan.

“Tante Yun, belum siap yah makanannya?” tanyaku kelaparan.
“Belum Wan, sabar yah. Ini lo si Suti (pembantu tanteku) pulang tadi pagi, jadinya ya gini nih repot sendiri” keluh tanteku
Di dahinya terlihat cucuran keringat, belum lagi tangannya yang belepotan dengan berbagai macam bumbu yang sedang diraciknya. Kelihatan sekali kalau tanteku tidak pernah kerja “Sekeras” ini. Walaupun begitu, entah kenapa terlihat sekali wajah tanteku semakin cantik. Saat itu dia hanya menggunakan daster pendek yang sebenarnya tidak ketat tapi karena bentuk pantat dan pinggulnya yang besar, daster itu jadi kelihatan agak ketat dan memetakan garis dari celana dalamnya kalau dia sedang membungkukkan badannya. “Ah, seksi sekali” pikirku kotor.


“Wawan bantuin ya Tante?” tawarku.
“Boleh Wan, sini!” ternyata tanteku tidak keberatan.
Tidak ada angin tidak ada hujan, belum sampai aku mendekat, entah karena apa tiba-tiba kran air di cucian piring copot dari pangkalnya. Otomatis air yang langsung dari tandon air yang penuh menyembur dengan derasnya mengenai tanteku yang kebetulan ada didepannya.
“Aduh Wan, tolong.., gimana ini?” tanteku dengan paniknya berusaha menutupi saluran air yang menyembur dengan tangannya.
Karena tubuh tanteku tidak terlalu tinggi, untuk mencapai saluran itu dia harus sedikit membungkuk. Terlihat sekali dasternya yang sudah basah kuyup itu sekali lagi memetakan pantatnya yang besar. Garis celana dalamnya kini terlihat lebih jelas.
Dengan tergesa-gesa, tanpa pikir-pikir lagi aku segera mendekat dan membantunya menutup saluran air itu dengan tanganku juga. Tanpa aku sadari ternyata posisi tubuhku saat itu seperti memeluk tubuhnya dari belakang. Bisa di bayangkan, tanpa sengaja juga kontolku mengenai belahan pantatnya yang sekal. Keadaan ini bertahan beberapa lama. Hingga menimbulkan sesuatu yang kotor dipikiranku.
“Aduh Wan gimana ini?” tanya tanteku tanpa bisa bergerak.
“Duh gimana ya Tante, aku juga bingung.” kataku mengulur waktu.
Saat itu, karena gesekan-gesekan yang berlebihan di kontolku, aku jadi tidak bisa menahan gairah untuk merasakan tubuhnya. Pelan-pelan aku melepas satu tanganku dari saluran air itu, pura-pura meraba-raba disekitar cucian piring, mencari sesuatu untuk menutup saluran air itu sementara. Tanpa sepengetahuannya aku justru melepas celanaku berikut juga celana dalamku. Memang agak susah tapi akhirnya aku berhasil dan dengan tetap pada posisi semula kini bagian bawahku sudah tidak tertutup apa-apa lagi.

“Wah, nggak ada yang bisa buat nutup Tante. Sebentar Wawan carikan dulu yah”
Kini niatku sudah tidak bisa ditahan lagi, pelan-pelan aku melepas peganganku di saluran air.
“Pegang dulu Tante” kataku sedikit terengah menahan gairah.
“Yah, gih sana cepetan, Tante sudah pegal nih” sungut tanteku.
Kemudian tanpa pikir panjang, secepat kilat aku menyingkap dasternya, kemudian secepat kilat juga berusaha untuk melorotkan celana dalamnya yang entah warnanya apa, karena sudah basah kuyup oleh air, warna aslinya jadi tersamar.
“Ehh.. apa-apan ini Wan, jangan gitu dong!?” tanpa sadar tanteku melepas pegangannya disaluran air untuk menahan tanganku yang masih berusaha melepaskan celana dalamnya. Air menyembur lagi.


“Auhh.. ohh” suara tanteku jadi tidak jelas karena mulutnya kemasukan air. Tanpa sadar juga tanteku berusaha untuk menutup saluran air dengan tangannya lagi, otomatis tanganku sudah tidak ada yang menahan lagi.
“Kesempatan” pikirku, dengan satu sentakan celana dalam tanteku melorot sampai diujung kakinya.
“Auwch.. duh Wan jangan, aku ini tantemu, jangann..” Mohon tanteku.
Kepalang tanggung, aku langsung jongkok. Aku lalu menyibak pantatnya yang besar dan mencari liang senggamanya. Kudekatkan kepalaku, kujulurkan lidahku untuk mencapai vaginanya.
“Auwchh.. Wan.. ahh..” jilatan pertamaku ternyata membuatnya bergetar tanpa bisa beranjak dari tempat semula, kalau bergerak air pasti akan menyembur lagi.

Lidahku semakin leluasa merasakan aroma dari vaginanya, semakin kedalam membuat tanteku bergetar hebat. Entah kenapa sudah tidak ada lagi bahasa tubuhnya yang menunjukkan penolakan, yang ada kepalanya semakin menggeleng-geleng tidak keruan. Kecari klitorisnya, memang agak sulit, setelah dapat kuhisap habis, dua jariku juga ikut menusuk liang vaginanya. Tidak terkira jumlah lendir yang keluar, tak lama kemudian, terasa pantatnya bergetar hebat.

“Ahh..hh Wann.. ahh aouhh..” dengan erangan keras, rupanya tanteku sudah mencapai orgasme. Tubuhnya langsung lunglai tapi tanpa melepas pengangannya dari saluran air.
“Aduh aku belum apa-apa” pikirku.
Langsung aku berdiri, kusiapkan senjataku yang sudah mengacung dengan keras. Dengan dua tanganku aku coba menyibakkan kedua belahan pantatnya sambil kudekatkan kontolku kevaginanya. Kudorongkan sedikit demi sedikit. Begitu sudah betul-betul tepat dimulut liang kenikmatannya, tanpa ba-bi-bu langsung kulesakkan dengan kasar.

“Ahh sakit Wan.. pelan.. auh” kepala tanteku langsung melonjak keatas, tanpa sengaja pegangannya di saluran air terlepas. Air menyembur dengan deras. Kepalang basah, begitu mungkin pikir tanteku karena selanjutnya dia hanya berpegangan dipinggiran cucian piring. Sudah tidak ada penolakan pikirku.

Kudiamkan sebentar kontolku yang sudah masuk hingga pangkalnya didalam vagina tanteku, ku nikmati benar-benar bagaimana ternyata vagina yang sudah mengeluarkan tiga orang manusia ini masih saja nikmat menggigit. Sensasi yang sangat luar biasa sekali. Pelan-pelan kutarik, kemudian kudorong lagi.

“Oohh.. Wan enak, terus sayang..yang cepat aouhh.. ahh.. terus sayang” pantatnya bergoyang melawan arah dari kocokanku.
“Nah gitu Wan, ouhh.. ya gitu teruuss..” Pinta tanteku.
Aku terus mengocokkan kontolku dengan cepat. Sebentar kemudian tubuhnya mulai bergetar hebat.
“Yang cepat Wan, Tante sudah mau keluar lagi.. ouhh.. terus” kepalanya semakin menggeleng-geleng tidak karuan.
“Cepatt.. cepatt truss.. ouchh.. Tante kelluaarr.. aghh” Orgasmenya telah sampai dibarengi dengan kepalanya yang melonjak naik, tangannya mencengkeram pinggiran cucian piring dengan erat.
“Cabut dulu Wan.. Tante linuu..” pinta tanteku, karena merasakan aku yang masih mengocoknya dari belakang.
“Akan wawan cabut, tapi janji nanti diteruskan ya Tante?” kataku.
“Iya, tapi sekarang dari depan aja yah” janji tanteku.

Tubuhnya kemudian berbalik. Wajahnya sudah awut-awutan dan basah kuyup. Kemudian dia duduk diatas cucian piring sambil menghadapku. Aku mendekat, langsung kucari bibirnya dan kemudian kami berpagutan lama. Sambil kami berciuman, satu tangannya membimbing kontolku kearah liang vaginanya. Tanpa disuruh dua kali kudorongkan pantatku dibarengi dengan masuknya juga kontolku.

“Ahh.. oohh..” erang tanteku, ciuman kami terlepas.
“Kocokkan yang cepatt wann..” pinta tanteku sambil pahanya semakin dilebarkan.
“Begini Tante..” Kataku sambil mengocokkan kontolku dengan cepat.
“Gila kamu Wann.. kuaatt sekalii kamuu..” sambil satu tangannya menarik satu tanganku, kemudian ditaruhnya di bagian atas vaginanya. Aku tahu mau maksudnya.
“Yahh yang ituu.. teruss Wann.. ohh enakk.. Wan teeruss..” rintih tanteku ketika sambil kontolku mengocok vaginanya tanganku juga memelintir klitorisnya.
“Ohh Wan, Tante hampir sampai..” tubuhnya mulai bergetar agak keras.
“Aku juga hampir sampai Tante.. ohh punya Tante eenakk..” aku mulai tidak bisa mengendalikan lagi, orgasmeku tinggal sebentar lagi.
“Dikeluarin dimana Tante?” tanyaku minta ijin.
“Udah nggak usah mikirin itu, ayoo teruss.. didalemm jugaa nggakk Papa”
“Ayoo..Tante udah diujung nihh wann..”
“Ouhh.. enakk.. cepatt Wann.. yangg cepatt” rintih tanteku.


“Goyang Tante, kita barengan ajaa.. oghh” orgasmeku sudah diujung.
Semakin kupercepat kocokanku, tanteku juga mengimbangi dengan menggoyang pantatnya. Sambil berpegangan pada belakang pantatnya, kukeluarkan air maniku.
“Aku keluarr tantee.. aughh..” sambil kubenamkan dalam-dalam.
“Tante juga Wann.. oughh akhh.. gilaa.. uenakknya..” erangnya sambil jemarinya mencengkeram bahuku.
Akhirnya kami berdua terkulai lemas. Kudiamkan dulu kontolku yang masih ada didalam vaginanya. Kulirik ada sedikit lelehan air mani yang keluar dari vaginanya. Seperti tersadar dari dosa, tanteku mendorong badanku.
“Kamu nakal Wan, berani sekali kamu berbuat ini” sungut tanteku.
“Tapi Tante juga menikmatinya kan?” belaku.
Tanpa berkata apa-apa, dia kemudian turun, meraih celana dalamnya kemudian berlalu kekamar mandi. Aku berusaha mengejarnya tapi dia sudah lebih dulu masuk kamar mandi kemudian menguncinya.
“Tante air di tandon tadi sudah habis loh” candaku dari luar kamar mandi tapi tidak ada balasan dalam.

INIPOKER
AGEN JUDI POKER ONLINE TERPERCAYA
Minimal Deposit : 25,000
Minimal Withdraw : 50,000

BONUS CASHBACK 0,3% DIBAGIKAN 2X DALAM 1 MINGGU!
BONUS REFERAL 20%

Link Alternatif

Kontak Kami
Bbm : 58C38B8D
Line : inipoker
Wechat : inipoker88
Whatsapp : +855 927 644 08


Tuesday, December 18, 2018

Melepas kerinduan Bersama sang kekasih



Melepas Kerinduan Bersama Sang Kekasih



























http://www.inipokerid.org






Ketiduran Dirumah Tetangga Yang Bohai Ini



Ketiduran dirumah tetangga yang Boohai ini


Aku biasa dipanggil Hendri (nama samaran). Saat ini aku kuliah di salah satu Akademi Pariwisata sambil bekerja di sebuah hotel bintang lima di Denpasar, Bali. Kisah yang aku ceritakan ini adalah kisah nyata yang terjadi saat aku masih duduk di kelas 2 SMA, di kota Jember, Jawa Timur.

Saat itu aku tinggal di sebuah gang di pusat kota Jember. Di depan rumahku tinggalah seorang wanita, Nia R. namanya, tapi ia biasa dipanggil Ninik. Usianya saat itu sekitar 24 tahun, karena itu aku selalu memanggilnya Mbak Ninik. Ia bekerja sebagai kasir pada sebuah departemen store di kotaku. Ia cukup cantik, jika dilihat mirip bintang sinetron Sarah Vi, kulitnya putih, rambutnya hitam panjang sebahu.

Namun yang paling membuatku betah melihatnya adalah buah dadanya yang indah. Kirakira ukurannya 36B, buah dada itu nampak serasi dengan bentuk tubuhnya yang langsing.

Keindahan tubuh Mbak Ninik tampak semakin aduhai saat aku melihat pantatnya. Kali ini aku tidak bisa berbohong, ingin sekali kuremasremas pantatnya yang aduhai itu. Bahkan jika Mbak Ninik memintaku mencium pantatnya akan kulakukan. Satu hal lagi yang membuatku betah melihatnya adalah bibirnya yang merah. Ingin sekali aku mencium bibir yang merekah itu. Tentu akan sangat nikmat saat membayangkan keindahan tubuhnya.

Setiap pagi saat menyapu teras rumahnya, Mbak Ninik selalu menggunakan kaos tanpa lengan dan hanya mengenakan celana pendek. Jika ia sedang menunduk, sering kali aku melihat bayangan celana dalamnya berbentuk segi tiga. Saat itu penisku langsung berdiri dibuatnya. Apalagi jika saat menunduk tidak terlihat bayangan celana dalamnya, aku selalu berpikir, wah pasti ia tidak memakai celana dalam.

Kemudian aku membayangkan bagaimana ya tubuh Mbak Ninik jika sedang bugil, rambut vaginanya lebat apa tidak ya. Itulah yang selalu muncul dalam pikiranku setiap pagi, dan selalu penisku berdiri dibuatnya. Bahkan aku berjanji dalam hati jika keinginanku terkabul, aku akan menciumi seluruh bagian tubuh Mbak Ninik. Terutama bagian pantat, buah dada dan vaginanya, akan kujilati sampai puas.


Malam itu, aku pergi ke rumah Ferri, latihan musik untuk pementasan di sekolah. Kebetulan orang tua dan saudaraku pergi ke luar kota. Jadi aku sendirian di rumah. Kunci kubawa dan kumasukkan saku jaket. Karena latihan sampai malam aku keletihan dan tertidur, sehingga terlupa saat jaketku dipakai Baron, temanku yang main drum. Aku baru menyadari saat sudah sampai di teras rumah.

Waduh kunci terbawa Baron, ucapku dalam hati. Padahal rumah Baron cukup jauh juga. Apalagi sudah larut malam, sehingga untuk kembali dan numpang tidur di rumah Ferri tentu tidak sopan. Terpaksa aku tidur di teras rumah, ya itungitung sambil jaga malam.

Lho masih di luar Hen.. Aku tertegun mendengar sapaan itu, ternyata Mbak Ninik baru pulang.

Eh iya.. Mbak Ninik juga baru pulang, ucapku membalas sapaannya. Iya, tadi setelah pulang kerja, aku mampir ke rumah teman yang ulang tahun, jawabnya.
Kok kamu tidur di luar Hen.

Anu.. kuncinya terbawa teman, jadi ya nggak bisa masuk, jawabku. Sebetulnya aku berharap agar Mbak Ninik memberiku tumpangan tidur di rumahnya. Selanjutnya Mbak Ninik membuka pintu rumah, tapi kelihatannya ia mengalami kesulitaan. Sebab setelah dipaksapaksa pintunya tetap tidak mau terbuka. Melihat hal itu aku segera menghampiri dan menawarkan bantuan.

Kenapa Mbak, pintunya macet..
Iya, memang sejak kemarin pintunya agak rusak, aku lupa memanggil tukang untuk memperbaikinya. jawab Mbak Ninik.
Kamu bisa membukanya, Hen. lanjutnya.
Coba Mbak, saya bantu. jawabku, sambil mengambil obeng dan tang dari motorku.

Aku mulai bergaya, ya sedikitsedikit aku juga punya bakat Mc Gayver. Namun yang membuatku sangat bersemangat adalah harapan agar Mbak Ninik memberiku tumpangan tidur di rumahnya.

Kletek.. kletek akhirnya pintu terbuka. Aku pun lega.
Wah pinter juga kamu Hen, belajar dari mana.
Ah, nggak kok Mbak.. maklum saya saudaranya Mc Gayver, ucapku bercanda.
Terima kasih ya Hen, ucap Mbak Ninik sambil masuk rumah.

Aku agak kecewa, ternyata ia tidak menawariku tidur di rumahnya. Aku kembali tiduran di kursi terasku. Namun beberapa saat kemudian. Mbak Ninik keluar dan menghampiriku.

Tidur di luar tidak dingin? Kalau mau, tidur di rumahku saja Hen, kata Mbak Ninik.
Ah, nggak usah Mbak, biar aku tidur di sini saja, sudah biasa kok, jawabku basabasi.
Nanti sakit lho. Ayo masuk saja, nggak apaapa kok.. ayo.
Akhirnya aku masuk juga, sebab itulah yang kuinginkan.


Mbak, saya tidur di kursi saja.
Aku langsung merebahkan tubuhku di sofa yang terdapat di ruang tamu.
Ini bantal dan selimutnya Hen.

Aku tersentak kaget melihat Mbak Ninik datang menghampiriku yang hampir terlelap. Apalagi saat tidur aku membuka pakaianku dan hanya memakai celena pendek.

Oh, maaf Mbak, aku terbiasa tidur nggak pakai baju, ujarku.
Oh nggak papa Hen, telanjang juga nggak papa.
Benar Mbak, aku telanjang nggak papa, ujarku menggoda.
Nggak papa, ini selimutnya, kalau kurang hangat ada di kamarku, kata Mbak Ninik sambil masuk kamar.

Aku tertegun juga saat menerima bantal dan selimutnya, sebab Mbak Ninik hanya memakai pakaian tidur yang tipis sehingga secara samar aku bisa melihat seluruh tubuh Mbak Ninik. Apalagi ia tidak mengenakan apaapa lagi di dalam pakaian tidur tipis itu.

Aku juga teringat ucapannya kalau selimut yang lebih hangat ada di kamarnya. Langsung aku menghampiri kamar Mbak Ninik. Ternyata pintunya tidak ditutup dan sedikit terbuka. Lampunya juga masih menyala, sehingga aku bisa melihat Mbak Ninik tidur dan pakaiannya sedikit terbuka. Aku memberanikan diri masuk kamarnya.

Kurang hangat selimutnya Hen, kata Mbak Ninik.
Iya Mbak, mana selimut yang hangat, jawabku memberanikan diri.
Ini di sini, kata Mbak Ninik sambil menunjuk tempat tidurnya.

Aku berlagak bingung dan heran. Namun aku mengerti Mbak Ninik ingin aku tidur bersamanya. Mungkin juga ia ingin aku.., Pikiranku melayang kemanamana. Hal itu membuat penisku mulai berdiri. Terlebih saat melihat tubuh Mbak Ninik yang tertutup kain tipis itu.

Sudah jangan bengong, ayo sini naik, kata Mbak Ninik.
Eit, katanya tadi mau telanjang, kok masih pakai celana pendek, buka dong kan asyik, kata Mbak Ninik saat aku hendak naik ranjangnya.

Kali ini aku benarbenar kaget, tidak mengira ia langsung memintaku telanjang. Tapi kuturuti kemauannya dan membuka celana pendek berikut cekana dalamku. Saat itu penisku sudah berdiri.

Ouww, punyamu sudah berdiri Hen, kedinginan ya, ingin yang hangat, katanya.
Mbak nggak adil dong kalau hanya aku yang bugil, Mbak juga dong, kataku.
OK Hen, kamu mau membukakan pakaianku.

Kembali aku kaget dibuatnya, aku benarbenar tidak mengira Mbak Ninik mengatakan hal itu. Ia berdiri di hadapanku yang sudah bugil dengan penis berdiri. Aku memang baru kali ini tidur bersama wanita, sehingga saat membayangkan tubuh Mbak Ninik penisku sudah berdiri.

Ayo bukalah bajuku, kata Mbak Ninik.

Aku segera membuka pakaian tidurnya yang tipis. Saat itulah aku benarbenar menyaksikan pemandangan indah yang belum pernah kualami. Jika melihat wanita bugil di film sih sudah sering, tapi melihat langsung baru kali ini.
Setelah Mbak Ninik benarbenar bugil, tanganku segera melakukan pekerjaannya. Aku langsung meremasremas buah dada Mbak Ninik yang putih dan mulus. Tidak cuma itu, aku juga mengulumnya. Puting susunya kuhisap dalamdalam. Mbak Ninik rupanya keasyikan dengan hisapanku. Semua itu masih dilakukan dengan posisi berdiri.



Oh, Hen nikmat sekali rasanya..

Aku terus menghisap puting susunya dengan ganas. Tanganku juga mulai meraba seluruh tubuh Mbak Ninik. Saat turun ke bawah, tanganku langsung meremasremas pantat Mbak Ninik. Pantat yang padat dan sintal itu begitu asyik diremasremas. Setelah puas menghisap buah dada, mulutku ingin juga mencium bibir Mbak Ninik yang merah.
Hen, kamu ahli juga melakukannya, sudah sering ya, katanya.
Ah ini baru pertama kali Mbak, aku melakukan seperti yang kulihat di film blue, jawabku.

Aku terus menciumi tiap bagian tubun Mbak Ninik. Aku menunduk hingga kepalaku menemukan segumpal rambut hitam. Rambut hitam itu menutupi lubang vagina Mbak Ninik. Bulu vaginanya tidak terlalu tebal, mungkin sering dicukur. Aku mencium dan menjilatinya. Tanganku juga masih meremasremas pantat Mbak Ninik. Sehingga dengan posisi itu aku memeluk seluruh bagian bawah tubuh Mbak Ninik.

Naik ranjang yuk, ucap Mbak Ninik.

Aku langsung menggendongnya dan merebahkan di ranjang. Mbak Ninik tidur dengan terlentang dan paha terbuka. Tubuhnya memang indah dengan buah dada yang menantang dan bulu vaginanya yang hitam indah sekali. Aku kembali mencium dam menjilati vagina Mbak Ninik. Vagina itu berwarna kemerahan dan mengeluarkan bau harum.

Mungkin Mbak Ninik rajin merawat vaginanya. Saat kubuka vaginanya, aku menemukan klitorisnya yang mirip biji kacang. Kuhisap klitorisnya dan Mbak Ninik menggeliat keasyikan hingga pahanya sedikit menutup. Aku terjepit diantara paha mulus itu terasa hangat dan nikmat.

Masih belum puas menjilatinya Hen.
Iya Mbak, punyamu sungguh asyik dinikmati.
Ganti yang lebih nikmat dong.

Tanpa basabasi kubuka paha mulus Mbak Ninik yang agak menutup. Kuraba sebentar bulu yang menutupi vaginanya. Kemudian sambil memegang penisku yang berdiri hebat, kumasukkan batang kemaluanku itu ke dalam vagina Mbak Ninik.

Oh, Mbak ini nikmatnya.. ah.. ah..
Terus Hen, masukkan sampai habis.. ah.. ah..

Aku terus memasukkan penisku hingga habis. Ternyata penisku yang 17 cm itu masuk semua ke dalam vagina Mbak Ninik. Kemudian aku mulai dengan gerakan naik turun dan maju mundur.

Mbak Ninik.. Nikmaat.. oh.. nikmaattt seekaliii.. ah..
Semakin lama gerakan maju mundurku semakin hebat. Itu membuat Mbak Ninik semakin menggeliat keasyikan.
Oh.. ah.. nikmaatt.. Hen.. terus.. ah.. ah.. ah..

Setelah beberapa saat melakukan maju mundur, Mbak Ninik memintaku menarik penis. Rupanya ia ingin berganti posisi. Kali ini aku tidur terlentang. Dengan begitu penisku terlihat berdiri seperti patung. Sekarang Mbak Ninik memegang kendali permainan. Diremasnya penisku sambil dikulumnya.

Aku kelonjotan merasakan nikmatnya kuluman Mbak Ninik. Hangat sekali rasanya, mulutnya seperti vagina yang ada lidahnya. Setelah puas mengulum penisku, ia mulai mengarahkan penisku hingga tepat di bawah vaginanya. Selanjutnya ia bergerak turun naik, sehingga penisku habis masuk ke dalam vaginanya.

Oh.. Mbak Ninik.. nikmaaatt sekali.. hangat dan oh..

Sambil merasakan kenikmatan itu, sesekali aku meremasremas buah dada Mbak Ninik. Jika ia menunduk aku juga mencium buah dada itu, sesekali aku juga mencium bibir Mbak Ninik.

Oh Hen punyamu Oke juga.. ah.. oh.. ah..
Punyamu juga nikmaaat Mbaak.. ah.. oh.. ah
Mbak Ninik rupanya semakin keasyikan, gerakan turun naiknya semakin kencang. Aku merasakan vagina Mbak Ninik mulai basah. Cairan itu terasa hangat apalagi gerakan Mbak Ninik disertai dengan pinggulnya yang bergoyang. Aku merasa penisku seperti dijepit dengan jepitan dari daging yang hangat dan nikmat.

Mbak Ninik.. Mbaaakk.. Niiikmaaattt..
Eh.. ahh.. ooohh.. Hen.. asyiiikkk.. ahh.. ennakk.. nikmaaatt..

Setelah dengan gerakan turun naik, Mbak Ninik melepas penisku. Ia ingin berganti posisi lagi. Kali ini ia nungging dengan pantat menghadapku. Nampak olehku pantatnya bagai dua bantal yang empuk dengan lubang nikmat di tengahnya.

Sebelum kemasukan penisku, aku menciumi dahulu pantat itu. Kujilati, bahkan hingga ke lubang duburnya. Aku tak peduli dengan semua hal, yang penting bagiku pantat Mbak Ninik kini menjadi barang yang sangat nikmat dan harus kunikmati.

Hen, ayo masukkan punyamu aku nggak tahaan nih, kata Mbak Ninik.
Kelihatannya ia sudah tidak sabar menerima hunjaman penisku.
Eh iya Mbak, habis pantat Mbak nikmat sekali, aku jadi nggak tahan, jawabku.

Kemudian aku segera mengambil posisi, kupegang pantatnya dan kuarahkan penisku tepat di lubang vaginanya. Selanjutnya penisku menghunjam dengan ganas vagina Mbak Ninik. Nikmat sekali rasanya saat penisku masuk dari belakang. Aku terus menusuk maju mundur dan makin lama makin keras.


Oh.. Aah.. Hen.. Ooohh.. Aah.. Aaahh.. nikmaaatt Hen.. terus.. lebih keras Hen
Mbak Ninik.. enak sekaliii.. niiikmaaatt sekaaliii..

Kembali aku meraskan cairan hangat dari vagina Mbak Ninik membasahi penisku. Cairan itu membuat vagina Mbak Ninik bertambah licin. Sehingga aku semakin keras menggerakkan penisku maju mundur.Mbak Ninik berkelonjotan, ia memejamkan mata menahan rasa nikmat yang teramat sangat. Rupanya ia sudah orgasme. Aku juga merasakan hal yang sama.

Mbak.. aku mau keluar nih, aku nggak tahan lagi..

Kutarik penisku keluar dari lubang duburnya dan dari penisku keluar sperma berwarna putih. Sperma itu muncrat diatas pantat Mbak Ninik yang masih menungging. Aku meratakan spermaku dengan ujung penisku yang sesekali masih mengeluarkan sperma. Sangat nikmat rasanya saat ujung penisku menyentuh pantat Mbak Ninik.

Oh, Mbak Ninik.. Mbaak.. nikmat sekali deh.. Hebat.. permainan Mbak benerbener hebat..
Kamu juga Hen, penismu hebat.. hangat dan nikmat..

Kami berpelukan di ranjang itu, tak terasa sudah satu jam lebih kami menikmati permainan itu. Selanjutnya karena lelah kami tertidur pulas. Esok harinya kami terbangun dan masih berpelukan. Saat itu jam sudah pukul 09:30 pagi.

Kamu nggak sekolah Hen, tanya Mbak Ninik.
Sudah terlambat, Mbak Ninik tidak bekerja?
Aku masuk sore, jadi bisa bangun agak siang..

Kemudian Mbak Ninik pergi ke kamar mandi. Aku mengikutinya, kami mandi berdua dan saat mandi kembali kami melakukan permainan nikmat itu. Walaupun dengan posisi berdiri, tubuh Mbak Ninik tetap nikmat.

Akhirnya pukul 14:30 aku pergi ke rumah Baron dan mengambil kunci rumahku. Tapi sepanjang perjalanan aku tidak bisa melupakan malam itu. Itulah saat pertama aku melakukan permainan nikmat dengan seorang wanita.

Kini saat aku kuliah dan bekerja di Denpasar, aku masih sering mengingat saat itu. Jika kebetulan pulang ke Jember, aku selalu mampir ke rumah Mbak Ninik dan kembali menikmati permainan nikmat. Untung sekarang ia sudah pindah, jadi kalau aku tidur di rumah Mbak Ninik, orang tuaku tidak tahu.

Kubilang aku tidur di rumah teman SMA. Sekali lagi ini adalah kisah nyata dan benarbenar terjadi.

INIPOKER
AGEN JUDI POKER ONLINE TERPERCAYA
Minimal Deposit : 25,000
Minimal Withdraw : 50,000

BONUS CASHBACK 0,3% DIBAGIKAN 2X DALAM 1 MINGGU!
BONUS REFERAL 20%

Link Alternatif

Kontak Kami
Bbm : 58C38B8D
Line : inipoker
Wechat : inipoker88
Whatsapp : +855 927 644 08

Monday, December 17, 2018

Ngentot ayam kampus diperpustakaan

Ngentot Ayam Kampus Diperpustakaan 


 Hampir tidak percaya bahwa hari telah larut malam. Aku masih berada di ruang komputer kampus sendirian. Pegal rasanya seharian menulis tugas yang harus diserahkan besok pagi. Untunglah akhirnya selesai juga. Sambil melepas lelah iseng-iseng aku buka internet dan masuk ke situs-situs porno.
Aku membuka gambar-gambar orang bersenggama lewat anus. Mula-mula terasa aneh, tapi makin lama aku merasakan fantasi lain. Aku merasakan erangan perempuan yang kesakitan karena lubang duburnya yang sempit ditembus dengan kemaluan yang mengeras. Ah.. khayalanku semakin jauh.
Tiba-tiba aku dikagetkan dengan suara pintu ruangan membuka dan menutup. Hii.. aku lihat sudah jam 22:30, malam-malam begini pikiranku jadi membayangkan hal-hal menakutkan. Tapi kemudian aku dikagetkan lagi ketika melihat seorang perempuan membawa map berisi beberapa lembar kertas dan dua buah buku tipis masuk kemudian menaruhnya di sebelah komputer, lalu menyalakan komputer dan mengetik.

Komputernya terhalang tiga meja komputer di sebelahku. Aku jadi lega, sekarang ada teman, walaupun dia tidak memperhatikan aku sama sekali. Aku perhatikan dari samping, wajahnya manis dengan hidung yang kecil dan mancung. Kulitnya tidak terlalu putih, tapi mulus dengan jaket jeans lengan pendek yang dikenakannya, dia tampak cantik.
Tapi, akh peduli amat. Aku melanjutkan buka-buka situs tadi, anganku semakin menerawang, kemaluanku agak menegang. Dan akhirnya aku melirik pada perempuan di ruangan itu, dan langsung aku melirik pantatnya. Besar! pikirku. Tiba-tiba saja aku membayang kalau kemaluanku merobek-robek pantatnya yang menggiurkan itu.
Aku jadi deg-degan, semakin dibayangkan semakin menjadi-jadi kemaluanku menegang. Sampai akhirnya aku nekat mendekati dia. Aku mencoba menenangkan diriku agar tampak normal. “Ma’af.. sedang mengerjakan tugas?” suaraku sedikit bergetar. Dia melirikku sebentar lalu matanya tertuju lagi ke layar komputer, sambil menjawab, “Iya.. Mas.. aku kelupaan menuliskan beberapa judul buku dalam daftar kepustakaan, cuma dikit kok.” “Rumahnya deket sini?” “Iya di asrama, dan saya biasa kerja malam-malam begini,” jawabnya. “Nah.. selesai deh,” dia membereskan kertas-kertas, lalu terdengar suara mesin printer bekerja.
Dia mengambil hasilnya dan kelihatan puas. “Bisa pulang sama-sama?” aku bertanya sambil mataku sebentar-sebentar mencuri pandang ke arah pantatnya yang kelihatan besar membayang dibalik celana trainning kain parasitnya. Aduh, dadaku mendesir. “Sebentar aku tutup dulu komputerku ya..” Aku bergegas pergi ke komputerku. “Mas sedang ngerjakan apaan?” Aku kaget tidak menyangka kalau dia mengikuti aku. “Ah.. ini.. iseng-iseng aja buka-buka internet, capek sih ngetik serius terus dari tadi.” “Eh.. gambar-gambar gituan yaa? Hi ih!” dia mengangkat bahunya, tapi mulutnya tersenyum. “Ah.. iseng-iseng aja.. Mau ikutan liat-liat?” tiba-tiba keberanianku muncul. Dan di luar dugaan dia tidak menolak. “Tapi bentar aja yaa.. entar keburu malam!” dia langsung duduk di kursi sebelahku.

Makin lama kami makin asyik buka-buka gambar porno, sampai akhirnya, “Aku mau pulang deh Mas. Udah malem.. Aku bisa pulang sedirian.. deket kok.” Dia siap berdiri. Tapi dengan reflek tanganku cepat memegang pergelangannya. Dia terkejut. Aku sudah tidak memperdulikan apa-apa lagi, kecuali mempraktekkan gambar-gambar yang dilihat tadi.
Kemaluanku sudah menegang. Tanpa basa basi aku langsung menduduki pahanya dan langsung melumat bibirnya. “Umh.. mh..” dia berusaha meronta dan menarik kepalanya ke belakang, tapi tangan kiriku cepat menahan belakang kepalanya, sementara tangan kananku sudah memegang buah dadanya, memutar-mutar, dan meremas-remas putingnya.
Gerakan perempuan itu makin lama makin lemah, akhirnya aku berani melepaskan ciumanku, dan beralih menciumi bagian-bagian tubuh lain, leher, belakang telinga, kembali ke leher, lalu turun ke bagian belahan buah dadanya. Aku melihat dia juga menikmatinya. Matanya mulai sayu, bibirnya terbuka merekah. “Namamu siapa?” aku tampaknya agak bisa mengendalikan keadaan.
Dia tidak menjawab, hanya matanya yang sayu itu memandang kepadaku. Aku tidak mengerti maksudnya. Tapi ah tidak perduli aku mengangkat berdiri tubuhnya, lalu aku duduk di kursi, kutarik badannya dan dia duduk di pangkuanku. “Ehh.. hh..” dia berdesah ketika kepalaku menyeruduk buah dada yang masih terhalang T-shirt merah muda di balik jaket jeans yang terbuka kancingnya.

Tanganku segera menaikkan kaosnya, sehingga tampak bagian bawah dadanya yang masih berada di balik BH. Kunaikkan BH-nya tanpa melepas, dan kembali mulutku beraksi pada putingnya, sementara tanganku meremas-remas pantatnya dan pahanya. “Oohh.. Mas.. Mas.. Aoohh..” aku semakin menggila mendengar desahnya.
Lalu aku ingin melaksanakan niatku untuk menembuskan batang kemaluanku ke pantatnya. Kubalikkan badannya sehingga dia membelakangiku. Aku pun berdiri dan menurunkan celana trainingnya dengan mudah. Dengan tidak sabar celana dalamnya pun segera kuturunkan.
Aku duduk dan kutarik badannya sehingga pantatnya menduduki kemaluanku. “Aghh.. Uhh” aku terkejut karena kemaluanku yang sedang menegang itu rasanya mau patah diduduki pantatnya. Tapi nafsuku menghilangkan rasa sakit itu. Aku genggam kemaluanku dan kutempelkan ke lubang duburnya, lalu kutekan. “Aaah..” dia menjerit, tubuhnya mengejang ke belakang.
Tapi kemaluanku tidak bisa masuk. Terlalu sempit lubangnya. Keberingasanku makin menjadi. Aku dorong tubuhnya sehingga posisi badannya membungkuk pada meja komputer. Pantatnya kelihatan jelas, bulat. Pelukanku dari belakang tubuhnya membuat dia tertindih di meja. Kutempelkan kemaluanku pada lubang pantatnya.
Sementara tangan kiriku meremas buah dada kirinya. Mulutku pun tidak henti-hentinya menggerayangi bagian belakang leher dan punggungnya. Dengan sekali hentak paksa, kudorong masuk kemaluanku. “Aih.. ah uh aoowww..” aku pun mersa sedikit kesakitan, tapi kenikmatan yang tiada taranya kurasakan. “Jangan.. aduh aahh sakiit, tidak deh.. ahh..”
Aku semakin bernafsu mendengar rintihannya. Sambil memeluk buah dadanya., kutarik dia berdiri. Lalu aku pun menggerakan kemaluanku maju mundur, mulutku menciumi pipinya dari samping belakang, sementara tanganku meremas buah dadanya, seolah-olah ingin menghancur lumatkan tubuh perempuan yang sintal itu.
Perempuan itu tidak henti-hentinya merintih, terutama ketika kemaluanku kudorong masuk. Beberapa tetes air mata menggelinding di pipinya. Mungkin kesakitan, aku tidak tahu. Tapi apa daya aku pun sudah tidak kuat menahan keluar air maniku lagi dan tubuhku mengejang, perempuan itupun mengejang dan merintih, karena tanganku dengan sangat keras meremas buah dadanya.
Badannya ikut tertarik ke belakang, dan mulutku tanpa terasa menggigit lehernya. “Ouhh.. hh..” kenikmatan luar biasa ketika kemaluanku menyemburkan air maniku ke pantatnya. Hangat sekali. Aku terduduk dia pun terduduk di atas kemaluanku yang masih menancap di pantatnya. Kepalaku terkulai di punggungnya.
Perempuan itu memandang ke arah layar komputer dengan pandangan kosong. Sementara tetes air matanya masih terus membasahi pipinya. “Ma’afkan aku.. Aku tidak kuat nahan diri,” aku mencoba menghiburnya. Tapi dia tidak menjawab. “Siapa namamu?” tanyaku dengan lembut. Kembali dia membisu. “Aku mau pulang.. kamu tidak perlu nganter aku.. biar orang-orang tidak tanya macem-macem,” katanya dengan suara perlahan. “Aku sebenarnya tau siapa kamu.. Mas,” dia berbicara tanpa menoleh ke arahku. “Ha.. aku..” aku tekejut. “Ya.. karena aku temen baru pacarmu, Yuni, aku pernah liat foto-fotomu di tempat dia.” Kali ini dia menatapku dengan tajam. “Tapi.. aku sama sekali tidak nyangka kelakuanmu seperti ini,” selesai dia menaikkan celana dan membetulkan BH dan T-shirtnya. “Tapi tidak usah khawatir aku tidak bakalan cerita kejadian ini, aku takut ini akan melukai hatinya. Dia setia sama kamu,” lanjutnya. “Kamu tidak.. kasian ama dia?”
Aku terdiam, termangu, bahkan tidak menyadari kalau dia sudah berlalu. Akhir-akhir ini aku tahu nama gadis itu Rani, memang dia teman pacarku, Yuni. Aku menyesali perbuatanku. Rani tetap baik pada kami berdua. Kami bahkan menjadi kawan akrab. Seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Entah sampai kapan dia akan menyimpan rahasia ini. Aku kadang-kadang khawatir, kadang-kadang juga memandang iba pada Rani. Oh, aku telah menghancurkan gadis yang tulus.
INIPOKER
AGEN JUDI POKER ONLINE TERPERCAYA
Minimal Deposit : 25,000
Minimal Withdraw : 50,000

BONUS CASHBACK 0,3% DIBAGIKAN 2X DALAM 1 MINGGU!
BONUS REFERAL 20%

Link Alternatif

Kontak Kami
Bbm : 58C38B8D
Line : inipoker
Wechat : inipoker88
Whatsapp : +855 927 644 08

Saturday, December 15, 2018

Tante ku Penuh Sensasi dihari minggu





Pagi itu seperti biasa aku bangun pagi-pagi dan langsung berdiri didepan jendela sambil menatap rumah disebelah bawah. Dan tak berapa lama orang yang ditunggu keluar, orang itu memakai baju yang bagian pundak dan ketiaknya terbuka. Lalu dia mulai menyapu halaman rumahnya sambil membungkuk, sehingga sebagian payudaranya yang besar terlihat dari kaca aku berada. Melihat payudara yang selalu ditopang oleh BH hitam 36 B itu merupakan rutinitasku tiap pagi.

Tetanggaku itu biasa kupanggil tante Nita. Dia sudah menjanda sekitar 2,5 tahun dan memiliki dua anak. Joko, 6 tahun ikut bapaknya dan Dini, 3 tahun ikut tante nita. Tante Nita berprofesi sebagai guru TK dan dia sangat menjaga penampilan tubuhnya. Sehingga diusia 43 tahun dia terlihat 10 tahun lebih muda. Kalo artis dia seperti Betharia Sonataha yangdi usia kepala 4 tetap terlihat segar dan menggairahkan dan Chintami Atmanegara dengan payudara yang kencang dan merangsang. Dan namaku Sonny waktu itu berusia 22 tahun.


Hari itu hari Minggu jam 10:15. Karna bosan aku pergi kesebelah untuk main. Tante Nita berteman dengan ibuku sejak SMP sehingga hubungan kekeluargaan kami sangat kuat. Kupanggil nama Tante Nita dan Dini, tapi tidak ada yang jawab akhirnya aku cuek dan langsung masuk ke dalam. Aku biasa nemanin Dini main sambil sekalian ngintipin payudaranya tante Nita. Sampai ruang tengah kulihat TV masih menyala dengan Volume kecil dan tante Nita tidur dikasur depan TV itu. Waktu itu tante Nita memakai baju seperti kaos singlet laki-laki, warnanya coklat muda. Yang membuat aku menahan napas karna salah satu payudara tante Nita agak kelihatan karna kaosnya tersingkap keatas sebagian, sementara tangannya menjadi bantalan kepala. Setan masuk kepalaku, pelan-pelan aku maju untuk mematikan TV, setelah itu aku jongkk dengan posisi diatasnya. Kugulung sedikit lagi kaosnya, sehingga kini kedua payudaranya terlihat.

Belum pernah aku melihat payudara tante Nita sejelas dan sedekat itu. kuusap kedua payudaranya perlahan sementara mulutku menelusuri tiap jenjang lehernya. Kuteluspkan tanganku kedalam BHnya untuk meraih pentil payudara tante Nita. Saat tersentuh matanya tiba-tiba terbuka. Spontan tanganku menahan kedua tangannya, mulutku menyerbu mulutnya dan kakiku mengunci kakinya.
” Lepasin Son.. apa apaan ini..?? ” katanya berusaha berontak.
” Tante, Sonny akan muasin tante.. gak usah nglelawan ” satu tanganku turun dan memilin-milin salah satu puting susunya yang mulai mengeras.
” Aaakh.. tapi bukan kaya gini caranya son ” jawabnya dengan suara yang bergetar.
” Pokoknya tante rasakan dulu.. abis itu terserah tante aja” bisikku sambil menjilat lubang kupingnya.
” Ya udah terserah kamu aja ” katanya sambil membuang muka kesamping.


Kubuka kaos tante Nita dan kubaringkan lagi badannya setalh itu kusingkap BH hitamnya dan langsung kusedot kedua puting susu tante Nita yang kencang kemerah-merahan, sementara tanganku membuka celana dan CDnya. Kulihat vaginanya yang ditumbuhi oleh rambut-rambut halus yang lebat, kucium vaginanya dan tanganku meremas remas pantatnya. Pelan-pelan lidahku yang basah menelusup himpitan daging yang lembut dan meneyntuh kloritas didalamnya.

” aakh..mmh..aakkrrh ” tante Nita merintih menahan rasa nikmat yang sudah lama tidak dia rasakan. Tante Nita menggeliat liar, langsung kupegang pahanya. Kutarik lidahku dan kembali kucium sekitar vaginanya sampai tenang lagi. Kembali kumasukkan lidahku sampai menyentuh kloritasnya, tante Nita menggeliat tapi tidak seliar tadi. Kelihatannya tante nita sangat menikmati tarian lidahku dalam vaginanya, terlihat dari tangannya yang meremas remas puting susunya sendiri. rangsangan semakin kutingkatkan keseluruh bagian dalam vaginanya.
” oouuh.. yahh.. terus son” desah tante Nita yang sudah terangsang. Napasnya memburu tak karuan. Kadang-kadang kuhisap dengan tiba-tiba sehingga tante Nita menggeliat dengan cepat, tubuhnya naik turun bahkan berputar-putar mengikuti jilatanku. Beberapa menit kemudian tubuh tante Nita menegang danmenjepit kepalaku dengan sepasang paha mulusnya. Kedua tangannya mendorong kepalaku agar labih masuk kedalam vaginanya yang mengeluarkan cairan hangat.
” aakhh..oouhh..sshh ” rintihnya tak tertahan. dengan perlahan tante Nita mengendurkan jepitannya, aku berdiri untuk membersihkan wajahku kulihat tante Nita masih menikmati sisa orgasmenya. Pasti sudah lama vaginanya tidak dijilat seperti tadi pikirku tersenyum.

Saat aku kembali tante Nita berjalan terhuyung-huyung kekamarnya. Didepan pintu kusergap dia dan tanganku langsung meremas-remas susunya. Ia mendesah halus kemudian berbalikdan langsung menyerbu bibirku. Mulut kami berpagutan dan lidah kami berperang didalam sana. Sementara tangan tante Nita sibuk mempereteli baju dan celanaku sampai tak ada lagi benang ditubuh kami berdua. Setengah takjub tante Nita melihat penisku yang sudah membesar sempurna, dia meremas-remas penisku cukup lama sambil menjilatinya sampai akhirnya dia menelan habis semua batang penisku itu.

” Ooo.. aarghh.. yaah ” desahku saat tante Nia maju mundur mengulum penisku sementara lidahnya menari-nari disekitar penisku yang terkulum. Setelah beberapa menit kucabut penisku dan kutarik kepalanya dia terlihat kecewa.
” tante aku udah gak tahan ” bisikku sambil mengelus pantatnnya.
” ya udah .. tapi pelan-pelan aja ya ” sambil membuka agak lebar kedua pahanya.

Secara perlahan aku masukkan penisku kevagina tante Nita dengan dibantu kedua tangannya. Kurasakan sensasi yang luar biasa saat penisku mulai tenggelam didalam vagina tante Nita, otot-otot vaginanya terasa menekan-nekan penisku. Tante Nita cuma bisa mendesah menikmatinya. Kemudian dengan mengkakngkang lebar tante Nita biarkan aku leluasa menggenjot vaginanya. Keringatku bercucuran menyatu dengan keringatnya, mata tante Nita terpejam dan mulutnya mendesah tak karuan. Kenikmatan mulai menjalari tubuh kekarku, kukencangkan otot perutku penisku semakin keras memanjang.

” Aaah.. oough ” ia mengerang keras. bobot tubuhnya tak sanggup ditopang lututnya yang goyah oleh rasa nikmat yang tak terkira, aku terus menggerakkan pantatku maju mundur sambil mendengar suara keciprak lendir yang membanjiri vaginanya. Akhirnya dengan mengerahkan sisa tenagaku kusentakkan pantatku kedepan untuk membenamkan penisku sedalam-dalamnya dilobang vaginanya. Tante Nita kembali menjerit halus dan tubuh kami menyatu. Tangannya ketat memelukku kepalanya tersekat dibahuku sehingga jeritannya tersekat disana. Kurasakan gelombang nikmat orgasme merayapi tubuhku, kuremas kuat pantatnya tubuh kami diam membatu mereguk sisa kenikmatan.


setelah puas tante Nita menarikku berbaring menindihku. Kunikmati setiap sentuhannya pada badanku. Sekitar 15 menit kubaringkan dia kubuka pahanya lebar-lebar kumasukkan lagi penisku dengan cepat kelubang vaginanya dan tante Nita mendesah kecil. Dengan segera desahan itu menjadi erangan dan jeritan ketika aku mempercepat gerakan pantatku. Tangannya bergerak taktentu demikian pula kakinya yang mengkang lebar itu.

” aargghh.. oouuhh” jerit tante Nita. Tapi aku tak memperdulikan jeritannya itu, pantatku terus beraksi, penisku menerobos masuk ruang vaginanya. Kurasakan lahar panas dipenisku akan meledak. Maka kurankul pundaknya dan mulutku kubenamkan dileher tante Nita, dengan satu hentakan pantat yang keras kubenamkan penisku sedalam-dalamnya dilubang vaginanya. Pantatnya bergera hebat menahan rasa nikmat yang menjalari tubuhnya. Pahanya membelit erat pinggangku dan mulutnya menjerit tak karuan kemudian gelombang orgasme melanda seluruh tubuhku. ” Crot..crot..crot” spermaku mengalir deras diliang vaginanya diiringi jeritan keras tante Nita.
” Tante sudah puas kan?” bisikku. Dia mengangguk dan akhirnya kami berdua tertidur tanpa sempat merubah posisi.

INIPOKER
AGEN JUDI POKER ONLINE TERPERCAYA
Minimal Deposit : 25,000
Minimal Withdraw : 50,000

BONUS CASHBACK 0,3% DIBAGIKAN 2X DALAM 1 MINGGU!
BONUS REFERAL 20%

Link Alternatif

Kontak Kami
Bbm : 58C38B8D
Line : inipoker
Wechat : inipoker88
Whatsapp : +855 927 644 08